Naskah drama ini dibuat, ketika menyambut kegiatan Gema
Takbir Idul Adha di Masjid kami tercinta tahun 2012 yang lalu. Namun ada
beberapa dialog dan adegan yang rada-rada konslet gitu :D (biar penikmat gak
jenuh aja, jadi selain bisa mengambil manfaat penonton juga bisa sedikit
tersenyum) Semoga bermanfaat…
“BERAMAL LAH DENGAN
IKHLAS”
Para Pemain :
1.
Pak
Dalang (bertugas membacakan intro, di setiap babak)
2.
Mbakyu
Jamu (baik hati, suka sedekah, ramah dan tidak sombong)
3.
Mael
(tukang penyebar gosip)
4.
Atikah
(perempuan genit, centil, tapi baik hati)
5.
Hj.Nyelami
(bu hajah yang sudah naik haji 2 kali, namun sombong dan pemarah)
6.
Rumini
(anak dari bu hajah Nyelami, yang lemah lembut dan soleh)
7.
Pencuri
(bertugas mencuri uang Hj.Nyelami )
Suatu ketika mbakyu
jamu sedang berkeliling untuk berjualan jamu seperti biasanya :
Mbakyu Jamu :
“Jamu-jamu, jamune pak, jamune buk, jamune mas, mbak, ada jamu kunir asem, jamu
beras kencur, jamu gohong telo, godhong gedhang, godhong kates. Insya Allah sehat wal afiat, yang pilek, pileknya
lari, yang batuk batuknya langsung melarikan diri. Pokoknya maknyus mantaap,
mari-mari silahkan beli".
Tiba-tiba Mael datang
untuk membeli jamu
Mael :
“Mbakyu jamu, jamunya satu yang kunir asem ya”
Mbakyu Jamu : “ oh
beres, tunggu sebentar ya. Pokonya ini jamu mantap, asli ramuan dari Jawa”
Di saat mbakyu jamu
sedang sibuk melayani pembeli. Neng Atikah dating menghampiri
Atikah :
“Mbakyu jamu, gimana? Hari ini jadi kan ke pasar lihat-lihat hewan qurban”.
Mbakyu Jamu : “o ya
jadi donk neng Atika, bentar saya bikini jamu Mael dulu”
Atika :
“iya deh, tapi jangan lama-lama ya, panas ni, Atikah kan baru aja luluran, nati
bisa-bisa Atikah tambah item lagi”.
Mbakyu Jamu : “Atikah atikah kamu ini ada-ada aja”.
Atikah : “o
ya ngomong-ngomong kambingnya jadi beli 3 ni?”
Mbakyu Jamu : “Ya iya
donk, kan uangnya sudah disiapkan untuk beli 3 kambing”.
Atikah :
“Iya deh, Atikah ngikut aja, lagian Atikah kan Cuma nganterin”.
Di tempat lain,( di
rumah Hajah Nyelami)ketika bu Hajah sedang duduk-duduk bersantai di teras
rumahnya.
Mael :
“Assalamualaikum, wah lagi nyantai-nyantai ni bu Hajah? ”
Hj. Nyelami : “Iya
emang kenapa?masalah buat lo?”
Mael :
“Ya ampun bu Hajah, dikasih salam gak jawab malah ngomel”.
Hj.Nyelami : “iya
iya deh, walaikum salam (dengan nada penuh amarah)
Ngomong-ngomong mau apa kemari?”
Mael :
“jadi bu Hajah, kedatangan saya kemari membawa berita buat Bu hajah.”
Hj.Nyelami :”emang
berita apaan?”
Mael :
“tadi waktu di jalan, saya ketemu sama si mbakyu jamu.”
Hj.Nyelami :”La
trus gue harus bilang waoow gitu?”
Mael :”aduh
bu hajah, saya kan belum selesai bicara, begini, tadi denger-denger mbakyu jamu
mau kurban tiga kambing.”
Hj.Nyelami :”apaa??tiga
kambing???masak sih??tukang jamu aja kok kurban tiga kambing segala, memangnya
dia dapet uang darimana?”
Mael :”masalahnya
bukan dapet uang dari mana. Tapi masak bu hajah kalah sama tukang jamu. Mbakyu
jamu kurban tiga, bu Hajah Cuma satu kecil, kurus lagi.”
Hj.Nyelami :”betul
juga ya, kalau begitu hari ini juga aku harus beli kambing lagi, untung saja
aku masih menyimpan uang di almari.”
Ternyata hajah Nyelami
tidak mau kalah dengan mbakyu jamu, dia merasa gengsi apabila diasatu-satunya
pemilik mini market di Desanya dan sudah naik haji dua kali, justru hanya
kurban satu ekor kambing, kemudian dia berencana untuk membeli kambing lagi.
(sebelum
Rumini dan Bu hajah masuk stage, pencuri masuk dan mengambil uang bu hajah di
almari)
Rumini :”wah
Umi rapi sekali, memangnya mau pergi kemana?”
Hj.Nyelami :”Umi
mau pergi ke pasar, beli kambing buat kurban.”
Rumini :”bukanya
kemarin Umi udah beli?”
Hj.Nyelami :”Iya,tapi
Umi mau beli lagi, Umi gak mau kalah sama si tukang jamu, masak si tukang jamu
itu bisa kurban tiga kambing, sedangkan Umi yang sudah naik haji dua kali Cuma
satu, Umi malu, Umi gengsi, apa nanti kata orang-orang.”
Rumini :”masya
Allah Umi, kalau Umi mau beribadah, harus ikhlas karena Allah, bukan karena
malu, gengsi atau yang lainnya. Nati bisa-bisa amal ibadah Umi justru tidak
diterima karena Umi tidak Ikhlas.”
Hj.Nyelami :”ahh..kamu
anak muda tau apa? Gak usah sok nasehatin Umi, dah sana Umi mau ngambil uang di
almari.”
Hajah Nyelami pun
kemudian mengambil uang yang ia simpan di almari, dia mencari-cari dan terus
mencari, dia panik karena tidak juga menemukan uangnya, namun ketika ia menemukan
sebuah amplop tempat uangnya di simpan, ternyata amplop tersebut telah kosong,
hanya ada selembar kertas disana. Hajah Nyelami pun membuka kertas tersebut
dengan perlahan, ternyata itu adalah sebuah surat, lalu Hajah Nyelami pun
membacanya :
“Kepada yang terhormat
Hajah Nyelami, bu Hajah maaf ya, uang sepuluh juta yang ada di amplop saya
ambil. Bu hajah pasti lupa, 20 tahun yang lalu, ketika bu hajah belum kaya, bu
hajah pernah meminjam uang dari saya, namun sampai sekarang tak kunjung
dikembalikan, oleh karena itu saya terpaksa mengambil uang ini, maafkan saya bu
hajah, maaf sekali” (ceritanya surat dari pencuri :D)
Tertanda
Pencuri
Bu Hajah pun pingsan seketika,
setelah membaca surat dari pencuri. Selesai…